Menuai Keberhasilan Secrets
Menuai Keberhasilan Secrets
Blog Article
Tanah masyarakat tiba-tiba masuk ke konsesi perusahaan padahal mereka sudah menguasai tanah tersebut selama puluhan tahun, kemudian masuknya pengkawasan hutan ke ladang-ladang mereka dengan adanya plank kehutanan yang selama ini mereka nyakini tanah mereka bukanlah kawasan hutan. Kemudian diskusi ini juga membahas tentang skema TORA dan Perhutanan Sosial. Namun disisi lain peserta dialog publik mempertanyakan terkait Program Tora dan perhutanan sosial yang dikhawatirkan tidak cocok diimplementadikan di Dairi. Peserta dialog publik juga menyampaikan agar pemerintah segera merealisasikan penyelesaikan konflik agrarian tersebut tidak hanya sebuah lips service tapi harus dituntaskan.
Selain itu, sirkulasi udara yang baik penting untuk kenyamanan penghuninya. Beberapa orang sudah datang untuk berkonsultasi dan saya pikir sudah ada ketertarikan
Gerakan Masyarakat Dairi juga mengajak semua komponen masyarakat yang peduli pada keselamaatan rakyat, kelestarian lingkungan hidup dan peduli pada ancaman risiko bencana dari proyek ini untuk membangun solidaritas seluas-luasnya, #DairiMemanggil semua untuk mendesakkan tuntutan ini sekuat-kuatnya, demi tanah dan air Dairi, demi Tuhan dan leluhur yang sudah memberikan kesempatan rakyat Dairi mendapatkan berkat dari tanah Dairi yang subur ini.
Namun, di tengah popularitasnya yang terus meningkat, muncul pula perdebatan mengenai apakah pertanian organik hanyalah sebuah tren sementara yang digerakkan oleh gaya hidup dan pemasaran, ataukah benar-benar merupakan solusi jangka panjang yang mampu memenuhi kebutuhan pangan dunia secara berkelanjutan.
Situasi itu juga dirasakan oleh petani dampingan Petrasa yang tinggal di pelosok desa di kabupaten Dairi. Oleh karena itu Sejak Oktober tahun lalu Petrasa bersama petani dampingan khususnya petani kopi melakukan pelatihan budidaya lebah sebagai alternatif pendapatan ditengah-tengah pandemi covid19.
Hasil panen padi organik periode ini lebih baik dari periode lalu, ungkap Amang Panggamot Sihombing pemilik lahan padi organik yang baru saja melakukan panen padi organik bersama staf pertanian Yayasan Petrasa.
Memang tidak mudah memahami pemikiran Ong, sama sulitnya dengan membaca tulisan awal Ong sebelum hadir dalam bentuk akhir. Itu pula yang dialami Achdian dalam beberapa kesempatan bertemu dan berbincang dengan Ong. Namun, justru di sana tersimpan sesuatu yang membuahkan inspirasi atau menggugah orang untuk membaca dan mencari tahu apa dan kenapa Ong menulis sebuah esai. Achdian di satu sisi telah menyajikan beragam hal yang menjadi titik perhatian Ong selama hidup, dan di sisi lain dia berharap agar warisan intelektual Ong tidak menjadi basi dan tak punya jejak dalam ingatan.
a. Pemupukan Organik: Pemupukan dengan menggunakan kompos, pupuk hijau, atau bahan organik lainnya dapat meningkatkan kualitas tanah dan ketersediaan nutrisi bagi tanaman.
Dan menurut peraturan Tiongkok hal ini sudah melanggar Hukum di negaranya. Tapi kenapa justru di Indonesia di biarkan? Apakah karena manusia di Tiongkok lebih tinggi dibandingkan kami sebagai masyarakat? Apakah harga bapak dan ibu dan kami lebih rendah?” pungkasnya.
Sejak awal, mereka berfokus pada skalabilitas dan penerapan teknologi ini untuk membantu masyarakat di seluruh dunia.
Ridwan Samosir Sekretaris Eksekutif Petrasa menyatakan terkait perubahan lingkungan saat ini sudah sangat menghawatirkan, beberapa kejadian yang paling dekat adalah hujan es yang terjadi diSumbul menyebabkan menurunnya hasi panen mereka (petani sumbul) hingga forty%. Ini salah satu dampak perubahan lingkungan yang terjadi dan pertanyaanya siapa yang paling menerima dampak perubahan lingkungan adalah Petani.
Seringkali, penulis memulai proses menulis dengan sebuah judul sementara. Tidak ada yang salah dengan itu. Bahkan, banyak penulis yang menemukan inspirasi untuk judul mereka setelah mereka menyelesaikan sebagian besar naskah atau bahkan seluruh buku.
Namun demikian, minat Ong yang sangat besar terhadap politik agraria dalam perjalanan sejarah Indonesia sebagaimana dikupas panjang-lebar secara situs web rinci dalam disertasinya tidak diimbangi dengan obsesinya yang begitu besar dan tak terwujud hingga akhir hayatnya. Ong sangat ingin menulis sebuah buku tentang sejarah peradaban masyarakat Jawa dan menurutnya tanah menjadi persoalan pokok di dalamnya.
Dalam relasi sosial, pergaulan Ong sangat luas, seluas cakrawala pemikirannya tentang sejarah. Para sahabatnya tersebar di berbagai kota dan negeri. Kolom atau esainya seperti menjadi jembatan dialog atau diskusi antara dirinya dan masyarakat luas tentang pelbagai masalah sosial dan sejarah. Dia amat fasih bertutur tentang beragam persoalan kemasyarakatan, lalu menariknya jauh ke belakang ke jantung sejarah dan menempatkannya dalam konteks ruang dan waktu.